japan fanfiction

Selasa, 16 Agustus 2011

Hatsu Koi no Omoide (part 3)


Title: Hatsu Koi no Omoide (part 3)
English title : memories of the first love
Author : Fukuzawa Saya
Chara : Yamada Saifu (OC) Ryutaro Morimoto ( HSJ) , Daiki Arioka (OC) , Yamada Ryosuke (HSJ) , Aoi Kujyou (Oc) and some other character.hahaha
Rating: PG ..hmm mungkin xD
Genre : Romance, Family ,


Part 3


‘’kenapa melihat seperti itu?’’,Tanya Saifu bingung sambil menatap kakanya yang pagi ini terus memperhatikannya.

“ betsuni..” ,

“aneh..”,gumam Saifu lalu melanjutkan makan paginya, walau dalam hatinya dia terus bingung bagaimana dia harus bersikap di depan Ryu setelah kejadian ciuman kemarin.


“Saifu..Ryu sudah ada di depan , ayo cepat habiskan makananmu..”, seru Ibu , Saifu buru buru membereskan bajunya ,lalu meminum susunya dalam sekali tegak, membuat Ryosuke menatap adikknya itu dengan sedikit sinis, dan Saifu menyadari itu.

“apa sih?”, Tanya Saifu bingung.

“kau belum boleh pacaran..”,kata Ryosuke sambil menatap Saifu membuat semburat merah muncul di pipi Saifu tanpa Saifu sadari,membuat Ryosuke menatapnya makin tajam.

“a..apa sih? Ittekimassuu..”,kata Saifu lalu langsung pergi keluar dari rumah.

“dasar..”, gumam Ryosuke pelan.



Saifu berjalan sedikit ragu menghampiri Ryutaro yang tengah berdiri didepan rumahnya, Ryutaro menatap kearah lain..sedetik kemudian dia menoleh lalu tersenyum kearah Saifu yang juga balas tersenyum kearahnya dengan sedikit canggung.

“ohayou…”, sapa Ryutaro.

Saifu tersenyum canggung, “o..ohayou…”



“hari ini kau lebih banyak diam ya? Tak seperti biasanya..hahaha”,kata Ryutaro sambil terkekeh saat mereka sedang berjalan pulang seusai sekolah , Saifu hanya tersenyum canggung menanggapi perkataan Ryutaro itu, sebenarnya Ryutaro tau..Saifu pasti malu campur bingung karena kemarin dia mencium Saifu.

“haha..begitu ya?”,Tanya Saifu sedikit canggung tanpa menoleh kearah Ryu.


Ryutaro terkekeh pelan, “Fu-chan..”,panggil Ryutaro.
“un..?”

“sabtu besok..ayo pergi denganku ..”,





Ryutaro masuk kekamarnya, menaruh tasnya di meja belajarnya..baru dia akan membaringkan tubuhnya yang lelah itu di kasurnya, dia mendengar keitainya berbunyi , dengan sedikit mlas dia mengambil keitainya yang ditaruhnya di meja belajarnya itu, lalu membuka flip keitainya, mendapati sebuah pesan dari Yamada Ryosuke.


From : Ryou nii-chan

Subject : > : [

Kau apakan adikku?kau menciumnnya kan?


Ryutaro sedikit kaget membaca pesan singkat dari kakak Saifu itu, sedikit bingung dari mana dia bisa tau tentang hal ini.Sangt tidak mungkin kalau Saifu yang memberitahukannya, tak lagi banyak berfikir Ryutaro membalas pesan Ryosuke itu.



From : Ryutaro

Subject : re:  > :[

Ehe..gomen..aku tak sengaja..aku mengajaknya kencan sabtu ini.


Tak menunggu lama , karena pesan Ryutaro segera dibalas oleh Ryosuke itu.

From : Ryou nii-chan
Subject : kuso = =

Dasar kau Ryu!!memangnya aku mengizinkanmu menciumnya!kuso!kecan segala…dasar menyebalkan.


Ryutaro lagi lagi tak bisa menahan tawanya itu, Ryosuke itu selalu saja terlalu protektif ke adikknya yang bahkan sudah bisa menjaga dirinya itu sendiri, dia sudah besar ..sudah 16 tahun bahkan hamper 17.


From : Ryutaro

Subject : re : kuso

Ma nee..percayalah padaku ..ne?


Ryosuke mencibir kearah keitainya, dia menghela nafas.mencoba mempercayai Ryu itu.


From : Ryou nii-chan

Subject : - -

Baiklah..terserah kau saja.


Ryutaro tersenyum , dia tak membalas email terakhir Ryosuke itu, lalu membaringkan tubuhnya dikasurnya, menatap langit langit kamarnya..mungkin nanti dia akan sangt merindukan langit langit kamarnya ini , merindukan lapangan basket dekat rumahnya, merindukan Saifu yang selalu bersemangat saat bermain basket , Ryutaro menutup matanya..mencoba menghilangkan sesuatu yang mengganjal didadanya yang kini terasa sesak oleh berbagai macam perasaan. Tanpa sadar air matanya turun , dia hanya tak bisa membayangkan ..tak bisa membayangkan tak bisa melihat wajah Saifu lagi, dia ketakutan dengan hal itu.



Hari Sabtu, sejak semalam Saifu tak bisa tidur memikirkan kencannya nanti dengan Ryutaro , sudah sejak pagi Saifu bersiap padahal biasanya pada hari libur seperti ini dia baru akan bangun siang nanti . Saifu hanya memakai pakaian yang biasa dia pakai, terlalu bingung memilih baju yang akan dia kenakan akhirnya menyerah dengan gaya yang biasa dia pakai, hanya baju terusan dengan jaket dan celana jins , Saifu mematut dirinya di depan cermin.

“hmm..tak terlalu buruk…”, gumam Saifu pelan.

“mau pergi ya?”,Tanya Ryosuke yang sudah bersandar di depan pintu kamar Saifu , Saifu yang kaget langsung memasang wajah kesal.
“bisa ketuk pintu kan??”, seru Saifu kesal,namun tak digubrris sama sekali oleh Ryosuke

“anou…”

“apa?”,Tanya Saifu bingung melihat kakaknya yang sedikit aneh.

“dousta nii-chan?”,Tanya Saifu lagi,

“aa..iie…”,kata Ryosuke

“kalau terjadi sesuatau ..segera hubungi aku ya..”,kata Ryosuke singkat lalu keluar dari kamar Saifu , Saifu mengernyitkan dahinya bingung. Bingung dengan maksud perkataan kakanya tadi.


Saifu melirik jam tangannya, dia datng 30 menit lebih cepat dari waktu janjian. Dia dan Ryu janjian di depan pintu masuk Dreamland, namun karena takut terlambat..Saifu malah berangkat lebih awal..alhasil dia malah datang 30 menit lebih cepat, namun Saifu tetap menunggu Ryu itu.Saifu sedikit gugup ,karena ini adalah kencan pertamanya dan lagi dengan Ryu, Saifu tak pernah membayangkan ini sebelumnya.



“chotto..”, seru Ryu sambil berjalan kearah pintu, ada seseorang yang memencet bel rumahnya maka dari itu dia hendak membukakan pintu dan melihat siapa orang yang mememncet bel rumahnya.

“ryou nii..”,

“hai Ryu..chotto ii ka?” ,Tanya Ryosuke.
Ryutaro mengangguk lalu mempersilahkan Ryosuke masuk, Ryosuke duduk di sofa ruang tengah Ryu, Ryu di dapur mengambil sekaleng teh untuk Ryou

“ah..arigatou…”,kata Ryosuke sambil menerima sekaleng teh yang diberikan Ryutaro itu, Ryutaro duduk di hadapan Ryosuke yang Nampak berfikir sebelum akhirnya bicara.

“anoo ne…kau akan kencan dengan Saifu kan?apa ..”, Ryosuke sedikit ragu mengatakan hal yang dikatakannya, dan Ryutaro nampaknya dapat membaca maksud Ryosuke itu.

“nii-chan..aku hendak menyatakan perasaanku padanya..aku,..mungkin akan memberitahunya tentang penyakitku..”,kata Ryutaro tenang ,mmebuat Ryosuke menatapnya.

“kau yakin sekarang waktu yang tepat?”,Tanya Ryosuke.

“aku tak bisa mengulur terlalu lama..cepat atau lambat dia harus tau .”, jelas Ryutaro.

“wakatta”,Ryosuke mengangguk,”semoga berhasil..”,kata Ryosuke sambil menepuk pundak Ryutaro yang tersenyum kearahnya , sedikit khawatir melihat wajah Ryutaro yang pucat.




Saifu melirik jam tangannya lagi, sudah tepat waktu janjian..namun Ryu belum juga terlihat.

“mungkin akan sedikit telat ya..”, gumam Saifu pelan ,lalu menoleh ke kanan ke kiri mencoba menemukan sosok Ryu diantara kerubunan orang..namun entah kenapa, perasaannya hari ini kurang enak, namun Saifu tak begitu mengubrisnya, berharap tak ada hal buruk yang terjadi.


“moshi moshi..Ryosuke desu, Aoi? Bisa temani aku?un..kita ketemuan di stasiun saja.., iya..”,kata Ryosuke lalu menutup sambungan telponnya itu, entah kenapa dia khawatir sekali hari ini, akhirnya dia memutuskan untuk membuntutui Ryutaro dan Saifu. Ryosuke sedikit mengintip dari jendela rumahnya, menemukan sosok Ryutaro yang baru saja keluar dari dalam rumahnya ..lalu berjalan pergi, Ryosuke dengan segera berjalan membuntuti Ryutaro itu yang Nampak tidak sadar tengah dibuntuti.


15 menit lewat, Saifu mulai bosan. Dia benci menunggu seseorang, namun berusaha bersabar , walau sesekali dia melirik jam tangannya dengan tidak sabar.



“Ryou-chan..kita mau kemana?”, Tanya Aoi bingung sambil menatap kekasihnya itu yang sedikit menyembunyikan wajahnya diantara orang orang yang tengah naik kereta, sesekali melihat Ryutaro yang hanya diam sambil duduk di bangku kereta, sesaat kemudian Ryutaro memegang kepalanya Nampak kesakitan. Ryosuke menjadi panic ,namun belum mau menghampiri Ryutaro ,sedangkan Aoi yang duduk di sampingnya semakin bingung saja melihat tingkah Ryosuke itu.

“Ryoo..kita mau kemana???”,Tanya Aoi mulai tak sabar.

“gomen ne..kujelaskan nanti, sekarang ikuti saja aku ya?”, kata Ryosuke sambil menatap Aoi, Aoi menghela nafas lalu memutuskan menuruti saja keinginan kekasihnya tersebut.


“KYAAA!!”, teriak seorang perempuan yang duduk disamping Ryutaro, menatap takut kearah Ryutaro yang memagang kepalnya dan darah yang keluar dari hidungnya, tanpa berfikir lagi Ryosuke menghampiri Ryutaro itu ,Aoi tentu saja mengikuti Ryosuke menghampiri Ryutaro itu.


“Ryuu!!Ryuu!!kau tak apa??”,panggil Ryosuke sambil menatap Ryutaro khawatir, seluruh orang didalam kereta melihat kearah Ryutaro dan Ryosuke itu.

“Ryou nii…aku tak apa apa…”, kata Ryutaro sambil tersenyum simpul lalu mengeluarkan sapu tanga dari saku celananya dan mengelap darah yang mengalir di hidungnya, sedangkan Aoi hanya bisa memandang Ryutaro dan Ryosuke tanpa melakukan apapun.

“ baka Ryuu!!ayo kerumah sakit..!” , seru Ryosuke panic sambil hendak memapah Ryuu, namun Ryuu menahan tangan Ryosuke itu , Ryosuke menatap Ryutaro bingung.

“jangan..Saifu menungguku..”,kata Ryutaro.

“tapi..”

“Ryou nii….aku sudah janji dengannya, sudahlah..aku akan baik baik saja..”,kata Ryutaro lagi.

“tapi Ryuu…kau..”

“sudahlah Ryou nii..aku tak bisa membatalkan janjiku begitu saja dengan Saifu…”,kata Ryutaro “dia menungguku sekarang”

Ryosuke menghela nafas , akhirnya Ryu tak jadi dibawanya kerumah sakit..Ryutaro tetap ke Dreamland menepati janjinya dengan Saidu itu, dan Ryosuke tetap ikut mengawasi dari tempat yang lumayan jauh dengan Aoi yang Nampak mengerti dengan kekhawatiran kekasihnya tersebut.



“Fu..gomen ,aku telat..”,kata Ryuu lemah namun tetap berusaha terlihat sehat, walau dia merasa kepalanya sakit.

Saifu mengernyitkan dahinya menatap Ryu,”kau pucat sekali..daijobu ka?” ,Tanya Saifu khawatir

Ryutaro mengangguk, “aku baik baik saja..ikou..”,kata Ryutaro lalu mengenggam tangan Saifu masuk kedalam Dreamland itu.




Saifu yang Nampak khawatir dengan keadaan Ryu hanya mengajak Ryu naik ke wahana yang biasa dimainkan oleh anak anak saja , Saifu khawatir dengan Ryuu..39 menit lewat Saifu memutuskan menyudahi saja acara bermainnya dan memutuskan mengajak Ryuu memakan bentou yang sudah dibuatnya hari ini, mereka makan dibangku yang memang disediakan taman bermain untuk orang orang yang ingin makan bekal yang mereka bawa.wajah Ryuu Nampak semakin pucat saja, Saifu merasa tubuh Ryuu sedikit lebih kurus dari sebelumnya.

“kenapa Fu-chan?” , Tanya Ryutaro pada Saifu yang sedari tadi memperhatikannya.

Saifu buru buru menggeleng, “iie…ah,aku buat banyak makanan..makan ya..”,kata Saifu lalu membuka kotak bentounya.

Ryutaro tersenyum,lalu mulai memakan bentou sederhana buatan Saifu itu..”totemo oishi ne…”, seru Ryu sambil tersenyum.

Saifu tersenyum senang karena Ryu suka dengan bentou yang dibuatnya,namun juga khawatir dengan Ryu yang Nampak pucat itu, Ryutaro memandang kearah sebuah bianglala besar di Dreamland ini,

“Fu-chan…ayo naik itu..”,kata Ryutaro sambil menunjuk biang lala yang tadi dilihatnya.

Saifu Nampak berfikir ,lalu mengangguk.



“waaaa…..semuanya terlihat kecil ya dari atas sini..”, seru Ryutaro sambil melihat kearah luar bianglala dari jendela yang ada di bianglala yang tengah dia naiki bersama Saifu.

“un…itu karena kita ada di tempat yang tinggi, semuanya jadi Nampak lebih kecil.hahha”,kata Saifu sambil terkekeh pelan, Ryutaro kembali duduk di bangkunya yang tepat menghadap Saifu yang masih memperhatikan keluar bianglala . Ryutaro menatap Saifu,

Saifu lalu duduk kembali dibangkunya sedikit kaget melihat mata Ryutaro yang menatapnya lekat ,

“ke..napa?”,Tanya Saifu bingung.

Ryutaro tersenyum,” Daisuki….Saifu, aku mencintaimu..”, kata Ryutaro .

“eh??”

“dai..suki..”,kata Ryutaro sampai akhirnya tubuhnya terhuyung kedepan, dia tak mampu lagi menahan sakit dikepalanya..dan Saifu dapat mencium bau anyir darah yang keluar dari hidung Ryuu.Saifu semakin panic,

“Ryuu!!Ryuu!!”, seru Saifu memanggil manggil Ryuu, tapi tak ada satu katapun yang keluar dari mulut Ryuu itu.




Di ruang rawat rumah sakit, suara isakan yang keluar dari mulut Saifu terus terdengar..Saifu terus memandangi Ryutaro yang tengah tertidur dikasur rawatnya.dibelakang Saigu Ryosuke dan Aoi memandang nanar pada Saifu yang terus terisak , saat di taman bermain tadi..Ryutaro ambruk ..kondisi badannya melemah, Saifu yang tadi panic menelpon Ryosuke yang langsung menghampiri Saifu yang turun dari biang lala, dan staf taman bermain itu menghubungi ambulance dan segera membawa Ryuu kerumah sakit, sepanjang perjalanan Saifu terus mendesak Ryosuke memberitahu tentang penyakit Ryuu itu , Ryosuke enggan namun Saifu terus mendesak.

“Ryuu..”,lirih Saifu sambil terisak.

“Saifu..berhentilah menangis..”, lirih Ryosuke yang memagang pundak Saifu.

“kenapa..kenapa??”seru Saifu sambil terisak.

“maafkan aku…Ryuu tak membiarkan aku memberitahumu..”,kata Ryosuke lirih,

“harusnya kakak beritahu aku hal sepenting ini!!kenapa kau tak beritahu tentang penyakit Ryuu!!kau harusnya tak begitu!”seru Saifu lagi sambil terisak.

“Saifu-chan..bukannya kakakmu tak ingin memberitahumu tapi..”

“tapi tetap saja..!!”seru Saifu ,”kenapa aku tak diberitahu..”,lirih Saifu pelan masih sambil terisak.

Ryosuke menatap nanar pada adiknya yang terus terisak itu, ini hal yang tak diinginkannya..melihat adiknya menangis, Ryosuke tau Saifu pasti sakit mengetahui penyakit Ryuu itu,

“gomen..gomen ne..”, lirih Ryosuke , namun Saifu taki mengubrisnya..dia tetap terisak sambil menggenggam tangan Ryutaro yang masih terlelap itu.


Ryosuke keluar dari ruang rawat Ryutaro,Aoi mengikuti Ryosuke itu ..Ryosuke menyenderkan di dinding depan kamar rawat Ryutaro itu ,

“Ryou..ini bukan salahmu..kau kan hanya”

“tidak Aoi..harusnya aku tak pernah tau tentang penyakit Ryuu itu..agar aku tak punya hal yang harus kujaga…”, kata Ryosuke plan.

Aoi menatap Ryosuke itu,memagang pundaknya.

“jangan salahkan dirimu Ryou..”

“demo…aku tak tega melihat Saifu…”,lirih Ryosuke.

Aoi tersenyum, dia tau Ryosuke sangat menyangi adik semata wayangnya itu.

“ne Ryou…saat ini Saifu hanya sedang emosi..jadi biarkan saja dulu samapi dia agak tenang..”,kata Aoi.

Tak ada jawaban dari mulut Ryosuke, hanya keheningan yang tercipta disepanjang lorong rumah sakit ini.





“Ryuu…kita akan selalu bersama kan?”, kata Saifu sambil mengenggam tangan Ryutaro yang hanya diam terlelap.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar