japan fanfiction

Rabu, 24 Agustus 2011

Hatsu Koi no Omoide (part 4 )


Title: Hatsu Koi no Omoide (part 4)
English title : memories of the first love
Author : Fukuzawa Saya
Chara : Yamada Saifu (OC) Ryutaro Morimoto ( HSJ) , Daiki Arioka (OC) , Yamada Ryosuke (HSJ) , Aoi Kujyou (Oc) and some other character.hahaha
Rating: PG ..hmm mungkin xD
Genre : Romance, Family , Agstßfav genre xD

Part four~


“hei kalian sudah dengar?”, seru sebuah suara dari arah segerombolan perempuan di pojokan kelas yang tengah  berbincang bincang, jam sudah menunjukkan jam pulang sekolah , namun ada beberapa anak yang belum juga pulang seperti segerombolan perempaun itu.

“ehhh..apa?”,Tanya sebuah suara lain.

“itu..Ryutaro ,katanya dia masuk rumah sakit karena leukemia…”, seru si perempuan tadi menjawab pertanyaan temannya.

“ehhhh??maji?”,seru teman teman perempaun tadi bersamaan.

“un..aku dengar saat tadi di ruang guru para guru tengah membicarakannya..kalau kau tak percaya, Tanya si Saifu saja..dia kan dekat sekali dengan Ryu..”,kata perempauan tadi sambil menggedikkan dagunya kearah Saifu yang baru saja ingin pulang, Saifu nampaknya mendengar hal itu dan malah mempercepat jalannya meninggalakn teman –teman sekelasnya itu dengan wajah kesal.



“dasar brisik!mau tau saja urusan orang..”, gumam Saifu kesal.




“hey Ryo..”, sapa Daiki yang berjalan menghampiri Ryosuke yang tengah duduk di salah satu bangku kantin kampusnya , di depannya es kopinya dibiarkannya saja , sampai es dalam kopinya mencair, meninggalakn jejak jejak air embun dari daam gelas es kopinya itu.

Ryosuke menoleh menatap Daiki, hanya tersenyum simpul kearah sahabatnya itu.

“kau kenapa? Hari ini kau aneh..”, kata Daiki sambil duduk disamping Ryosuke lalu membuka laptopnya , menatap layar laptopnya itu dengan serius Nampak tengah mengechek laporannya.

“betsuni..” ,kata Ryosuke pelan , membuat Daiki mengalihkan pandanganya itu kesahabtanya, lalu menutup laptopnya.

“kenapa sebenarnya..tak biasanya kau begini, ada sesuatu yang terjadi?”,Tanya Daiki penasaran.


Tak ada jawaban dari mulut Ryosuke itu, hanya diam saja .

“oh ya…bagaimana dengan adikmu?hari ini dia ada dirumah tidak?”,Tanya Daiki lagi, Ryosuke menatap sahabatnya itu.

“Daiki..yamerou,bisakan jangan bicarakan adikku terus??”, kata Ryosuke ketus.

“memangnya kenapa sih? Apa aku sejahat itu sampai sampai hanya dekat dengan adikmu saja aku tak boleh?”,kata Daiki kesal dengan sikap Ryosuke yang tau tau membentaknya,

“sudahlah..”, kata Ryosuke lalu beranjak pergi meninggalkan Daiki,

“dasar Ryo…”,kata Daiki ,”eh..ini kan keitai Ryo..”,kata Daiki saat melihat keitai Ryosuke yang tergeletak begitu saja di meja tempat tadi Ryosuke duduk.

“hmmm…”, Daiki menatap keitai Ryosuke itu, “aku minta email adikmu taka pa kan Ryo?”,gumam Daiki pada dirinya sendiri, lalu sambil tersenyum-senyum membuka daftar kontak di keitai Ryosuke itu, mencari nama Saifu di kontak Ryosuke.

“imotou-chan..ah, ini dia..”, gumam Daiki saat menemukan email Saifu dan nomer telpon Saifu juga, dengan cepat Daiki menyalin email dan no telpon Saifu itu.

“Saifu-chan..”,ketik Daiki di keitainya menamai no kontak Saifu ,lalu tersenyum memandang kontak Saifu yang kini berada di keitainya.

“DRTTTTTTTTT…”, Daiki sedikit terlonjak kaget saat tiba tiba saja keitai Ryosuke bergetar, tanda ada email masuk. Daiki tanpa sengaja memencet tombol di keitai Ryosuke samapi email itu terbuka ,dan ternyata email itu dari Saifu.

“eh..aduh..aku tak sengaja..”,gumam Daiki,”eh..Rumah sakit?”, kata Daiki sambil melihat isi email Saifu yang mengatakan hari ini dia akan kerumah sakit.
“siapa yang sakit ya? Apa..Saifu?”, gumam Daiki, lalu tanpa berfikir lagi dia pergi kerumah sakit, untung saja  di email  Saifu tadi dia  menuilskan nama rumah sakitnya .



“Ryu..”,panggil Saifu sambil berjalan menghampiri Ryutaro yang tengah bersender di kasur rawatnya sambil membaca sebuah buku, Ryu tersenyum kearah Saifu itu.

“Fu-chan…kau kemari?”,kata Ryutaro, Saifu duduk di bangku sisi kasur rawat Ryu.

“un..sudah merasa lebih baik?”,Tanya Saifu,

Ryutaro mengangguk,”un…”, Ryutaro mengangguk,”tak usah khawatir..ne?”, kata Ryutaro sambil tersenyum.

Saifu tersenyum,”Ryuu…”,panggil Saifu pelan.

“ya?”

“tentang ..ano…hmm, saat di bianglala itu..itu ..benar?”,Tanya Saifu ragu ragu.

Ryutaro tersenyum,”tentu saja..memangnya menurutmu aku bercanda?”,Tanya Ryutaro.

Saifu menggeleng cepat, “bukan begitu hanya saja..”

“tapi,,aku tak bisa terus menjagamu..maka dari itu, lupakan saja..”,

Saifu menatap Ryutaro,”apa maksudmu..”, Tanya Saifu dengan sedikit bergetar menatap Ryutaro yang menatap kearah luar jendela.

“aku tak akan bisa selalu bersamamu…”,lirih Ryutaro pelan.

PLAKK.

Ryutaro menatap Saifu yang berlinang air mata, sebuah tamparan mendarat di pipi Ryutaro .Saifu yang menamparnya.Ryutaro terperangah menatap Saifu itu,

“BAKA!!!janganbicara seperti itu!!kau akan sembuh !!dan kita akan terus bersama !!!jangan katakana hal bodoh lagi…”,kata Saifu sambil terisak .

Ryutaro tak tau harus berbicara apalagi, dia juga sebenarnya tak mau..tak pernah mau berpisah dengan Saifu dengan alas an apapun ,sekalipun dengan alas an penyakitnya itu, namun Ryutaro merasa tak berdaya..karena penyakitnya yang terus merusak tubuhnya itu.

“jangan bicara seperti itu lagi..onegai yo..”, lirih Saifu sambil terisak isak.

Ryutaro menatap Saifu, lalu menarik tubuh gadis itu kedalam peluaknnya..memeluk tubuh gadis itu erat.

“gomen…gomen ne..”, lirih Ryutaro .

Saifu terisak isak didalam pelukan Ryutaro yang sangat erat itu, seolah tak ingin melepaskan tubuh gadis itu.

“maaf…aku..akan selalu bersamamu..”lirih Ryutaro walau dia tak tau, apa dia akan menepati janjinya itu atau tidak. Hanya berharap ada keajaiban yang menghampirinya.
Daiki melangkahka kakinya memasuki sebuah gedung rumah sakit..sedikit bingung, dia berhasil sampai di gedung rumah sakit ini..tapi, dia kan tak tau kamar rawat Saifu atau siapapun yang membuat Saifu sekarang ada dalam gedung rumah sakit ini.

“biar kutanya resepsionis…”, gumam Daiki lalu melangkahkan kakinya kearah meja resepsionis.

“ano…”

“ada yang bisa saya bantu..?”,Tanya salah satu perempuan yang ada di resepsionis.

“maaf..saya mencari ruang rawat milik Yamada Saifu ..”, kata Daiki.

“maaf..anda siapanya ?”,Tanya resepsionis itu lagi.

“ah..aku teman pasien..”,jelas Daiki,

“ah baik..”,kata si resepsionis lalu mencari nama Saifu di dalam computer.

“maaf..nama yang anda cari tak ada disini..”kata si resepsionis.

“eh..benarkah?..kalau begitu, terimaksih..”,kata Daiki lalu meninggalkan meja resepsionis itu,


Daiki baru saja hendak berjalan keluar rumah sakit, ketika ia melihat sosok Ryosuke berjalan di lorong rumah sakit, berjalan kearah ruang rawat seseorang..Daiki akhirnya mengikuti Ryosuke itu,dan nampaknya Ryosuke tak sadar tengah dibuntuti oleh Daiki itu, Ryosuke berdiri didepan sebuah kamar rawat, Nampak tak jadi masuk sesaat setelah dia melihat kearah dalam lewat jendela yang ada di pintu, Ryosuke menoleh dan mengernyitkan dahinya melihat Daiki yang salah tingkah karena kepergok oleh Ryosuke itu.

“kenapa kau disini?”, Tanya Ryosuke sambil menatap Daiki tajam.

“ano..itu aku…”,kata Daiki salah tingkah.

“itu keitaiku kan?”,kata Ryosuke sambil menunjuk keitainya yang ada di tangan Daiki.

“eh..iya itu, aku ingin mengembalikan itu padamu..”,kata Daiki sambil memberikan keitai Ryosuke.

Ryosuke menyipitkan matanya menatap Daiki,lalu membuka keitainya dan melihat pesan masuk,”kau baca emailku??”,kata Ryosuke.

“eh..gomen itu..”

Ryosuke menghela nafas, lalu menarik tangan Daiki kedepan kamar rawat tampat dia berdiri tadi,”lihatlah..dan, jangan menganggunya lagi..”,kata Ryosuke membuat Daiki mengernyitkan dahinya bingung namun tetap melihat kearah dalam kamar rawat itu ,lalu kaget melihat Ryutaro dan Saifu yang tengah berpelukan erat itu.



“Ryu sakit…dia sakit parah, jadi..tolong jangan ganggu mereka..ne?aku benar benar memohon padamu..seperti yang kau lihat Daiki…mereka saling menyukai.jadi kuharap kau bisa mengerti..”,kata Ryosuke lagi.

“Ryu itu..sakit apa?”Tanya Daiki.

“leukemia…”,jawab Ryosuke singkat membuat Daiki sontak menatapnya .

“Maji??”

“un…”

Daiki menatap kearah ruang rawat itu lagi, mungkin jahat..tapi yang ada didalam pikirannya dia malah merasa punya harapan untuk bersama Saifu itu.



“Saifu sudah malam..pulanglah…”,kata Ryutaro.

Saifu Nampak enggan , namun Ryosuke sudah menunggunya diluar.

“aku akan kemari lagi besok…mata shita ne..”,kata Saifu lalu mencium pipi Ryutaro sebelum akhirnya keuar dari ruang rawat Ryutaro itu.

Ryutaro tersenyum , enatah sampai kapan dia bisa tetap meliaht wajah Saifu itu, Ryutaro menghela nafas..menatap langit malam yang terasa sangat kelam itu.





1 months later

“apa?kenapa kau tak mau kemo??”,Tanya Saifu bingung saat mengantar Ryutaro kerumah sakit, harusnya hari ini Ryutaro kemoterapi pertamanaya, namun Ryutaro menolak.

“Ryu!!jawab dong..ayo..cepat kau harus kemo..”,kata Saifu sedikit memaksa sambil menarik narik tangan Ryu.

“Fuu….aku tak mau..”, tolak Ryu.

“memangnya kenapa sih??”, Tanya Saifu heran

“aku akan botak..aku tak mau begitu..”,kata Ryutaro pelan.

“ha?”

Ryutaro menatap Saifu, “ingat?kau bilang kau benci laki laki yang botak kan?maka dari tiu ..aku tak mau ikut kemo yang bisa membuat aku botak..”.kata Ryutaro sambil memandang kearah lain.

Saifu sedikit tecengang mendengar alas an Ryutaro itu,

“hahahahaha..dasar bodoh..”, kata Saifu sambil terkekeh pelan.

“kenapa kau tertawa sih?”,Tanya Ryu bingung.

Saifu tersenyum ,lalu memegang kedua pipi Ryutaro itu dengan kedua tangannya,”Ryutaro-kun..aku akan suka pamu apapun yang terjadi..sekalipun kau botak..ne?lagipula..kau bisa pakai topi kan untuk menutupi kepala botakmu nanti.hahaha..”,kata Saifu sambil terkekeh kekeh pelan.
Ryuutaro cemberut,”tapi tetap saja aku..”

“Ryu..ini demi kesembuhanmu loh…ya.?ayolah..kumohon..”,kata Saifu setengah merengek.

Ryutaro menghela nafas, lalu mengangguk,”baiklah..”,kata Ryutaro.

“hahaha..ikou ikou..”,kata Saifu sambil menarik narik Ryu ke ruang kemoterapinya.Ryutaro tersenyum menata gadis yang tengah menarik tangannya itu, karena gadis itu..dia mempertahankan hidupnya..demi bisa terus melihat gadis itu dia harus menjalani semua ini.

Saifu menunggu Ryutaro sambil duduk di bangku rumah sakit, sambil memain mainkan keitainya..menatap inbox emailnya yang didominasi oleh nama Ryutaro itu..dan ada satu nama lagi yang mengisi sedikit ruang di kotak meilnya tersebut..kontak milik Daiki Ari ioka yang akhir akhir ini sering mengirimnya email.Saifu tak ingin berfikir aneh tentang teman kakanya yang akhir akhir ini sering mengirimnya email itu, dia menganggap Daiki itu hanya ingin bertmen dengannya tanpa ada maksud lain , karena dia sudah bersama Ryutaro sekarang.

Saifu hanya diam sambil menunggu Ryutaro di lobi rumahsakit, sampai seseorang menyentuh pipinya dengan sekaleng the dingin..membuatnya sontak menoleh dan mendapati Arioka Daiki tengah tersenyum kearahnya.

“Arioka-san..”

“yo Fu-chan..”,kata Daiki lalu duduk dibangku sebelah Saifu lalu memberikan The kaleng ke Saifu yang mengucapkan terima kasih .

“mengantar Ryu ya?”,Tanya Daiki

Saifu mengangguk sambil menegak The kalengnya, Daiki mengangguk angguk mengerti.
“biar kutemani..”,kata Daiki .

“eh..tapi ini akan lama sekali..aku sendiri menungggu Ryu juga taka pa kok..”,tolak Saifu karena merasa tak enak dengan Daiki.

Daiki menggeleng ,”iie..lagipula aku tak ada kerjaan ..lebih baik aku menemani mu kan?”,kata Daiki berbohong, sebenarnya hari ini dia harus baito tapi dia malah kerumah sakit untuk bertemu Saifu itu.

“hmm…”

“sudahlah tak apa..ne?”,kata Daiki sambil tersenyum.

“arigatou.,..”,kata Saifu sambil tersenyum,



Ryutaro berjalan menyusuri lorong rumah sakit, setelah kemoterapi tadi..dia merasa sangat lelah maka dari itu dia ingin cepat cepat pulang . Ryutaro terus berjalan , namun tiba tiba dia hanya berdiri di tempatnya memandang ke satu titik..ya, Ryutaro melihat Saifu dan seorang laki laki yang tak dikenalanya tengah berbincang bincang..entah kenapa, sesuatu didalam tubuh Ryu seperti terbakar..dia cemburu,dia tak mau Saifu didekati oleh laki laki itu..siapa pun dia. Ryutaro melanjutkan jalannya mengahampiri Saifu.

“Ryuu..kau sudah selelsai?bagaimana?”,Tanya Saifu sambil berjalan menghampiri Ryutaro sedangkan Daiki tetap dibangkunya memperhatikan gerak gerik Saifu yang berjalan menghampiri Ryutaro yang terus melihat kearah Daiki.

“dia..siapa?”,Tanya Ryutaro sambil menunjuk Daiki.

Saifu menoleh melihat siapa orang yang ditunjuk oleh Ryutaro itu, “oh..itu teman Nii-chan..Daiki Arioka..dia yang juga menolongmu saat kau pingsan dirumahku, ingat kan saat kita sedang mengerjakan tugas kita itu?”,kata Saifu .


“oh…”

Daiki kini berjalan menghampiri Saifu dan Ryutaro.

“Daiki Arioka desu…”,kata Daiki memperkenalkan diri.

“Ryutaro Morimoto desu..terima kasih sudah menolongku waktu itu..”,kata Ryutaro sopan ,namun Nampak waspada dengan Daiki ini karena dia mencium ada maksud lain Daiki ini mendekati Saifu.

“ah..tidak, sudah kewajibanku untuk menolongmu…”,kata Daiki .

“Ryuu..kau namapak lelah sekali…kita langsung pulang ya?”,kata Saifu.

Ryutaro mengangguk,

“kalau begitu..kami duluan ya Arioka-san..”,kata Saifu sopan,

Daiki mengangguk,”un..Mata ne..”,kata Daiki .

Saifu dan Ryutaro berjalan meninggalakn Daiki , Ryutaro menoleh melihat Daiki..mendapati Daiki yang juga tengah memandang kearahnya dengan tatapan yang susah diartikan.

“Saifu…”,panggil Ryutaro sesaat setelah mereka turun dari Taxi yang berhenti tepat didepan rumah mereka, Saifu yang baru saja akan masuk kedalam rumahnya menoleh menatap Ryu.

“kenapa?”,

“jangan dekat –dekat dengan Daiki..”,kata Ryutaro , membuat Saifu mengerutkan dahinya bingung.

“apa maksudmu?”.tanya Saifu bingung karena tiba tiba Ryutaro melarangnya dekat-dekat dengan sahabat kakaknya tersebut.Saifu merasa tak ada yang salah dengan sikap Daiki, tapi kenapa Ryutaro melarangnya dekat-dekat dengannya.

“hanya jangan mendekatinya saja..bisa kan?”,kata Ryutaro lalu masuk kedalam rumahnya tanpa mendegar perkataan Saifu lagi,Saifu menatap Ryutaro yang masuk kedalam rumahnya.

“dia itu..kenapa sih?”,gumam Saifu bingung.

:Saifu..ngapain kau berdiri diluar??masuk ..mau hujan tuh..”, seru Ryosuke dari pintu rumah , Saifu menoleh lalu buru buru masuk kedalam rumah sebelum hujan mulai turun.



“Saifu..makan yang benar dong…kenapa melamun terus sih?”,kata Ryosuke bingung karena sedari tadi adikknya itu memakan makan malamnya sambil melamun saja.

“betsuni..”,elak Saifu lalu melanjutkan lagi makannya.

“soal Ryuu ya?jangan terus difikirkan..nanti kau juga bisa sakit kalau terlalu keras memikirkannya..”,kata Ryosuke sdambil tersenyum.
Saifu menggeleng,”bukan itu..tapi..”

“tapi..apa?”,Tanya Ryosuke penasaran ,Saifu Nampak menimbang nimbang.

Ryosuke menatap Saifu sambil melipat kedua tangannya didepan dadanya,”kau percaya padaku kan?ceritalah..”,kata Ryosuke.

Saifu menghela nfas, lalu menceritakan mulai dari Daiki yang menemaninya dirumah Sakit samapai Ryutaro yang melarang Saifu dekat dekat dengan Daiki ,Saifu merasa Daiki memang baik dan tak ada alas an dia harus menjauhinya.

“menurut nii-chan bagaimana?”,Tanya Saifu setlah dia selesai bercerita.

Ryutaro menatap adiknya itu,”masa kau gak ngerti?dia itu cemburu kan?”,kata Ryosuke walau dalam hati dia merutuki sahabatnya itu yang ternyata masih saja tak menyerah untuk mendekati adikknya.

“awas nanti si Daiki itu..”,gumam Ryosuke kesal dalam hati.

Saifu merona mendengar kata cemburu dari mulut kakanya itu,”cemburu?”

“iya ..apalagi?dan wajahmu tak usah memerah gitu …”,kata Ryosuke mengejek.

“dan..lebih baik kau turuti kata kata Ryutaro itu..ne?”,kata Ryosuke.

“hmm…baiklah..”.kata Saifu pelan.

“maa ne..”, Ryosuke mengusap usap kepala adikknya itu,”jadilah gadis yang baik …ne?”,kata Ryosuke lalu berjalan kekamarnya meninggalakan Saifu yang masih di meja makan.

“gadis yang baik ya…”,gumam Saifu pelan.









Bersambung ~..hahahahaha...indonesian normal language.. 


berasa boring banget gak sih nih fict????

Tidak ada komentar:

Posting Komentar