japan fanfiction

Sabtu, 27 Agustus 2011

Hatsu Koi no Omoide (part6 )


Title: Hatsu Koi no Omoide (part 6)
English title : memories of the first love
Author : Fukuzawa Saya
Chara : Yamada Saifu (OC) Ryutaro Morimoto ( HSJ) , Daiki Arioka (OC) , Yamada Ryosuke (HSJ) , Aoi Kujyou (Oc) and some other character.hahaha
Rating: PG ..hmm mungkin xD
Waruiiiiiiiiiiiiiiiiii….hahahahah


  Daiki sudah hampiri 15 menit berdiri di depan pintu rumah keluarga Yamada, jarinya sebenranya sedari tadi sudah bersiap untuk memnecet bel rumah itu, namun dia masih ragu. Dia meremas pegangan kantung yang dia bawa, lalu akhirnya memencet bel rumah tersebut.

Ting Tong..


Daiki menunggu sampai dia mendengar suara langkah kaki berjalan menuju pintu, dan pintu dibuka. Ryosuke yang membukakakn pintu sedikit kaget melihat Daiki yang kini menatapnya canggung.,

“ada apa?”,Tanya Ryosuke.

Daiki terlihat ragu,”eto..adikkmu ada?”,Tanya Daiki , sebenarnya dia kesini hanya untuk memberikan Saifu hadiah natal.

“gomen..dia pergi dengan Ryu.”,jelas Ryosuke.

“ha??Ryu??bukannya dia dirumah sakit??”,Tanya Daiki bingung.


“sebenarnya harusnya begitu..tapi Ryu memaksa untuk pergi dengan Sifu hari ini..jadi dengan terpaksa pihak rumah sakit dan orang tua Ryuu mengizinkannya”,jelas Ryosuke lagi.

“sou..”

“mau mampir? Tapi akusudah ada janji untuk pergi dengan Aoi malam ini..”,kata Ryosuke lagi.

Daiki menggelng,”tidak ..kalau negitu aku duluan ya, maaf menganggu..”,kata Daiki ,”jya nee..”,kata Daiki lagi lalu berjalan menajuahi rumah kediaman Yamada itu.

Ryosuke menatap sosok sahabtanya itu yang berjalan menajauh , dia menatapnya dengan pandangan yang susah diartikan…lalu dia masuk kedalam sampai terus memikirkan sesuatu.


Daiki berjalan menyusuri jalan kota Tokyo yang pada hari Natal seperti ini pasti sangat ramai , dia memandang kantung yang dibawa, menghela nafas karena dia tak bisa menyerahan hadiah yang sudah sengaja dia beli untuk  Saifu hari ini.Daiki memerhatikan jalanan ketika dia melihat oaring yang dia kenal, ya..Saifu dan Ryutaro yang tengah bergandengan tangan sambil berjalan , Daiki terdiam menatap Saifu dan Ryutaro, tanpa sadar dia sudah mengikuti Ryutaro dan Saifu..entah apa yang membuat kakinya malah berjalan mengikuti Ryutaro dan Saifu itu, dia hanya ingin.



“Fu-chan..kau kedinginan ya?”,Tanya Ryu karena dia merasa tangan Saifu sangat dingin,Saifu menoleh menatap Ryu.

“iie..”,menggeleng,”tidak kok…”,kata Saifu sambil tersenyum.

Ryu mengenggam tangan Saifu makin erat,”tapi tanganmu dingin sekali ya..”,kata Ryuu.Saifu hanya terkekeh saja.

“lalu Ryuu gak kedinginan?”,Tanya Saifu balik.

Ryutaro sebenarnya merasa sangat kedinginan, namun berusaha menahannya, dia hanya tersenyum kearah Saifu.

“Tidak kok…”,kata Ryutaro.

“Hontou?”,Tanya Saifu berusaha meyakinkan.

Ryutaro mengangguk”jangan cemas..ne?kita kan sedang kencan..”,kata Ryutaro,membuat wajah Saifu berubah sedikit merah saat dia mengatakan kata `kencan` .

“banyak pasangan sedang kencan ya?”,kata Saifu lagi, Ryutaro terkekeh karena sifat Saifu yang suka bicara mengomentari apapun yang dia lihat.

“loh?kenapa kau tertawa?”,Tanya Saifu bingung.

Ryutaro menggeleng,”iie..ini kan Natal, tentu saja banyak yang sedang kencan ne?seperti kita kan?”,kata Ryutaro dan lagi lagi sukses membuat wajah Saifu berubah merah.



“kau Nampak tak tanang Ryosuke..”, kata Aoi saat mereka tengah makan cake disebuah took cake ,

“ha?”, Ryosuke tersadar dari lamuannanya,lalu menusuk cake strawberry di depannya,”betsuni..”,kata Ryosuke lalu menyuap cake nya kedalam mulut walau dia tak bisa sepenuhnya menikmati cake dan kencannya hari ini, dia mengkhawatirkan Ryutaro dan Saifu..dia takut Ryutaro ambruk dan membuat Saifu panic , itu sebabnya dia sangat khawatir, beda soal kalau Ryutaro itu sehat ..mungkin Ryosuke tak akan secemas ini.

“tenanglah Ryo..aku tau kau cemas dengan adikkmu ..ya kan? Tapi percayalah…aku hanya berdoa semoga adikkmu dan Ryu bisa selalu bersama..”,kata Aoi sambil mengenggam tangan Ryosuke.

Ryosuke menatap Aoi,menggenggam juga tangan Aoi,”un..Arigatou ne..”,kata Ryosuke.

“un..nah ayo makan cake mu, kuberikan strawberry ku juga..”,kata Aoi lalu memberikan sebuah strawberry dari cakenya.


Daiki terus memandang dengan tatapan kososng Saifu dan Ryutaro yang sedari tadi sedang kencan, mencoba menahan rasa sakit di dadanya melihat Saifu dan Ryutaro makan disebuah toko cake..saling membagi cake mereka, tersenyum..tertawa tawa..lalu mereka berjalan lagi sambil bergandengan tangan , berfoto dan melihat lihat toko yang mereka lewati sambil bercanda dan tersenyum. Daiki mencoba tersenyum , mencoba ikut bahagia dengan Saifu dan Ryutaro yang juga bahagia..namun ternyata memang sulit. Daiki sudah jatuh cinta pada Saifu pada pandangan pertamaitu kenapa pandangannya selalu melihat kearah gadis itu,Daiki berusaha menyembunyikan tubuhnya diantara pohon pohon yang ada di taman kota, tak jauh dari sana Ryutaro dan Saifu tengah duduk di salah satu bangku taman yang tak terlalu ramai ini.


“menyenangkan ya..”,kata Saifu senang.

Ryutaro yang duduk disampingnya tersenyum ,”un..tentu saja..”,kata Ryutaro.

Heing beberapa saat , Ryutaro merongoh isi kantung jaketnya, lalu mengeluarakan sebuah kotak kecil berwarna putih,lalu menyodorkannnya di depan wajah Saifu yang terlihat bingung.

“nani ..kore?”,Tanya Saifu sedikit bingung.

“purezento…hadiah natal dariku, maaf ya kalau jelek..tadi aku membelinya mendadak,makanya tadi aku sedikit terlambat, tapi..semoga kau suka ya..”,kata Ryutaro , Saifu tersenyum memandang Ryutaro dia sangat senang sampai tak tahu harus berkata apa, Saifu membuka kotak itu.

Ternyata isinya sebuah gelang dengan aksen klasik dan ada hiasan sepasang burung merpati, Saifu menatap tak percaya apa yang dia lihat sekarang, sebuah gelang yang sangat cantik.

“ini..sungguh..untukku?”Tanya Saifu tak percaya.

Ryutaro menangguk,lalu mengambil alih gelang yang ada di dalam kotak itu,”kupakaikan ya..”,kata Ryutaro lalu langsung memakaikan gelang itu tanpa mendengarkan jawaban dari mulut Saifu yang hanya diam saja Ryutaro memakaikan Saifu gelangnya, Saifu terlalu senang samapai samapai tak sanggup berkata apapun.

“yappari…sudah kuduga, gelang ini memang sangat cantik jika kau yang memakainya..”,puji Ryutaro sambil memegang  tangan Saifu yang kini memakai gelang pemberiannya,

“kau suka?”,Tanya Ryutaro itu.

Saifu tersenyum , “un..aku sangat suka..sangaat suka..arigatou ne..”,kata Saifu , wajahnya memerah.

Ryutaro tersenyum menatap Saifu, untuk beberapa saat suasana diantara mereka berdua hanya hening saja ,


Daiki menatap kantung berisi boneka penguin yang sengaja dibelinya untuk Saifu..beberapa hari yang lalu  dia tak sengaja melihat Saifu dan temannya yang tengah jalan jalan,lalu Saifu berhenti lama menatap sebuah boneka yang dipajang di etalase toko boneka ,pandangan Saifu tertuju kesebuah boneka penguin yang memang terlihat lumayan mahal, ah tidak..memang mahal untuk ukuran boneka yang tidak terlalu besar itu.

“aa..mahal..tapi aku ingin itu Mika..”,keluh Saifu sambil menunjuk boneka penguin itu.

Mika geleng geleng kepala,”kau selalu bilang begitu..boneka ini mahal sekali, 9000 yen untuk sebuah bonek..lupakan saja..”,kata Mika.

“tapi aku ingin..”,keluh Saifu lagi.

“kalau begitu beli..”,kata Mika enteng.

“lupakan saja..ah…!!”,Saifu melihat jam tangannya,”aku harus kerumah sakit,”,kata Saifu heboh.

“yasudah sana..titip salam untuk Ryu ya..”,kata Mika.

Saifu mengangguk lalu berlari menyebrangi jalan.



Tanpa pikir panjang Daiki langsung masuk ke toko boneka itu dan membeli boneka penguin tersebut,boneka itu memang hampiri menguras uang jajan bulanan Daiki tapi toh Daiki tak peduli..ini demi Saifu.

Tapi sekarang dia hanya menatap boneka penguin yang tengah tersenyum , berusaha tersenyum juga..berharap dengan senyuman rasa sakitnya bisa sedikit berkurang.


“ano..”,

“un?”,Tanya Ryutaro sambil menatap Saifu yang menunduk, meremas jaket yang dia pakai membuat Ryutaro bingung.

“aku sebenarnya membuat hadian untuk Ryu..”,Saifu mengeluarkan sebuah kantung dari dalam tasnya,”tapi ini gagal..makanya, aku akan beli saja nanti..”, Saifu menghela nafas”maaf aku akan memberikanmu hadiah natal terlambat “,kata Saifu dengan nada menyesal.

“memangnya kau buat apa?”Ryutaro mengambil alih kantung yang dipegang Saifu,”ini…”, Ryutaro menatap sebuah rajutan berwarna merah yang kini tengah dipegangnya.rajutannya yang tidak rapi, jauh dari kata bagus .

“itu syal…”,Saifu mengambil lagi syal itu dari tangan Ryu,”tapi gagal..”,kata Saifu sambil menunduk.

“kuambil..”

“eh?”

“untukku kan?arigatou ne….”,kata Ryutaro mengambil lagi syalnya,namun Saifu menahannya.

“jangan!!ini buruk sekali!!aku akan belikan Ryu yang baru..”,kata Saifu menahan Ryutaro.

Ryutaro tersenyum,”iie..aku ingin ini..arigatou ne..”,kata Ryutaro.
“tapi..”

“arigatou ne…”,kata Ryutro lagi.

Saifu tersenyum , dia merasa sangat bahagia karena memiliki Ryutaro.


“yuki ga ..hajimete furu..”kata Saifu sambil menengadah menatap langit, melihat serpihan serpihan salju yang mulai turun lagi.

Ryutaro ikut mendongak menatap salju yang mulai turun,tersenyum.

“kuharap..Natal selanjutnya kita masih bisa tetap seperti ini..”, gumam Saifu masih sambil mendongak ke langit malam yang gelap itu.

Ryutaro menatap Saifu dengan pandangan kosong lama, lalu tersenyum. Saifu pun menatap Ryu, Tersenyum.

Beberapa saat mereka hanya saling pandang,sampai tiba tiba Ryutaro mendekat .

‘ada salju di rambutmu..”,kata Ryutaro sambil membersihkan salju uanh ada dirambutnya, Saifu sedikit kaget karena dikirannya Ryutaro ingin menciumnya.

“eh..kenapa?”,Tanya Saifu bingung saat Ryutaro hanya menatap wajahnya lama, jarak mereka sangat dekat sekarang,

“Fu..”,panggil Ryutaro

Wajah Ryutaro terus mendekat ke wajah Saifu, Saifu reflex memejamkan matanya namun bukannya bibir Ryutaro yang harusnya mendarat di bibirnya, namun dia malah merasa kepalaRyutaro jatuh dioundaknya membuatnya sonta membuka mata dan kaget menatap Ryu , wajahnya sudah sangat pucat darah segar mengalir dari hidungnya.

“Ryuu!!!”,teriak Saifu kalut karena lagi lagi dia melihat Ryutaro saat kambuh, air mata sudah mengalir di wajahnya.

Wajah Ryutaro Nampak kesakitan, sedangkan tangannya terus menggenggam tangan Saifu erat, seolah tak mau melepaskan genggaman tangannya, dia takut kalau melepaskan dia takut tak bisa menggapai gadis ini lagi.


“Tolong!!”, seru Saifu sambil terisak , orang –orang disekitar taman menatap kearah Saifu, namun sosok lain dengan sigap langsung menghampiri Saifu dan Ryutaro itu , dia menghubungi seseorang dengan paniknya.

“Arioka-san..”,

“moshi-moshi..tolong panggilkan ambulance, di taman kota..ini gawat, tolong cepat!”,seru Daiki panic lalu memutuskan sambungan telponnya, tadi dia menelpon Rumah sakit dan minta dikirimi ambulance , Ryutaro sayup sayup mendengar suara Daiki itu.

“Arioka-san…”,lirih Saifu , air matanya masih mengalir.

Daiki mengusap air mata Saifu itu,a Daiki mencoba menenagkan Saifu, walau samar..tapi Ryutaro dapat melihat sorot mata Daiki yang penuh kasih sayang saat menatap Saifu itu.


Dilorong rumag sakit itu, penuh dengan suara isak tangis . kedua orang tua Ryutaro, kedua adiknya, Saifu dan Daiki ada di depan kamar rawat Ryutaro itu . Dokter sedang menangani Ryutaro yang kondisinya memburuk , Kedua adik Ryu – Shintaro dan Natsume—menangis terisak, ibu Ryutaro juga..ayah Ryu tak menangis namun terlihat sekali dia sangat mencemaskan keadaan putra sulungnya itu.

Daiki memeluk Saifu yang terus menangis terisak isak, mencoba menjadi sandaran untuk Saifu..mencoba membuat Saifu percaya membuatnya menjadi sandarannya..dia tak keberatan Saifu tak membalas perasaanya, untuk saat ini Daiki hanya ingin menghilangan rasa sakit Saifu ini,

“Ryuu…”lirih Saifu sambil terisak, Daiki mendekap Saifu makin erat, hatinya entah kenapa sakit mendengar Saifu yang terus terisak .

Terdengar suara langkah kaki yang tengah berlari. Ryosuke dan Aoi berlari menghampiri Daiki dan Saifu yang masih terisak.

“Saifu!”, panggil Ryosuke pelan, sediki bingung karena Daiki ada disini, namun memutuskan tak bertanya sekarang karena dia melihat wajah adiknya yang sembab.

“Nii-chan..Ryuu..”,Kata Saifu lirih,

Ryosuke memluk adikknya itu, membiarkan adikknya menangis dipundaknya,”sstt..daijobu, dia akan baik baik saja…ne? nakanaide ne..”,kata Ryosuke sambil mengusap kepala adikknya yang etnagh dipelukknya.

Aoi menatap Daiki yang menunduk dengan wajah sulit, berusaha memberikan Daiki kekuatan dengan menepuk pundak Daiki yang sontak menatap Aoi ketika ia menepuk pundaknya.

Aoi tersenyum menatp Daiki,”jangan berwajah sulit seperti itu ne? Daiki..”, hibur Aoi.

Daiki ak menjawab, tak ada kata kata yang keluar dari mulutnya.

Tak berapa lama Dokter keluar dari kamar Ryutaro, semuanya langsung menatap ke dokter itu.

“keadaannya sudah membaik..”, jelas si Dokter,”dia butuh istirahat sekarang , jadi kuharap kalian tak menganggunya mlam ini, dia butuh istirahat banyak..dan..siapa yang bernaman Arioka Daiki?”,Tanya si Dokter.

Daiki sedikit bingung karena namanya yang dipanggil, “saya Arioka Daiki..”,kata Daiki.

“Ryutaro-san ingin bicara dengan anda..silahkan masuk.”,kata dokter,”aku harus kembali..selamat malam”,kata dokter lalu berlalu pergi.

Daiki masuk kedalam ruang rawat Ryutaro itu, menghampiri Ryutaro itu.

“Arioka-san..ada yang ingin kusampaikan..”,kata Ryutaro begitu dia melihat sosok Daiki masuk, Daiki mengernyitkan dahinya bingung menatap Ryu yang tersenyum kearahnya.


Saifu tertidur di paha Aoi dengan posisi duduk, memang bukan pilihan yang bagus tidur dengan posisi begitu..namun Saifu menolak untuk dibawa pulang, Ryosuke duduk disamping Saifu orang tua dan adik Ryu pergi ke kantin Rumah sakit, Ryosuke berdiri sat melihat Daiki keluar dari ruang rawat Ryutaro, Ryosuke langsung menghampiri Daiki itu.

“kalian bicara apa?”,Tanya Ryosuke .

Aoi hanya dapat menatap Ryosuke dan Daiki, dia tak bisa beranjak, karena Saifu tengah tertidur di pangkuannya sekarang.

“betsuni..”,Daiki menatap Saifu ,”aku tak bisa katakana..gomen..”,kata Daiki.
Ryosuke mengangguk mengerti,”aku ingin bicara sedkit ..ii ka?”,Tanya Ryosuke.

Daiki menangguk,lalu mereka pergi ke tempat yang lumayan sepi , tapi tak jauh dari ruang rawat Ryu..mereka duduk di salah satu bangku di lorong Rumah sakit.

“ingin bicara apa?”,Tanya Daiki.

Ryosuke menghela nafas,”terima kasih sudah menenangkan adikku tadi…”,mulai Ryosuke.

“un..daijobu..”

“mungkin permintaanku egois tapi..”,Ryosuke menatap Daiki,”tolong…jadi sandaran untuk Saifu saat dia sedih, aku…tak yakin Ryuu akan hidup lama..”, Ryosuke menggantung kalimatnya,”tapi tolong..janganbiarkan adikku..bersedih lagi..”,kata Ryosuke sambil menatap Daiki tepat  di kornea matanya.





Tsu Zu Ku

makin bingung mau di end dimana xD

Please LEAVE SOME COMMENNNT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar